Tatapan Itu

Bicaralah tentang kesempatan
Maka kau akan mengerti
untuk apa tatapan itu
Kemudian kau berkilah lalu
berpaling

Sesuatu telah terjadi,
Dan benar, kau tidak pernah paham
Bila saja masa kembali
Aku akan bercerita tentang
tawa dan tangis itu
Yang mendekap erat di titik nadirku
Sempoyongan mencari bayanganmu

Hahaha bila saja,,,

Kau tahu, kini kita sama-sama linglung
Apakah diam atau berteriak
sekeras-kerasnya
Namun kalimatku tersendat
di balik harapan
Yang kurangkai, namun urung
kutafsirkan

Sekarang aku diam
Sekarang aku tersenyum
Sekarang aku tertawa lepas

Pergilah, jangan kembali
Biarlah yang telah ditakdirkan
menyapa
Menghilangkan malam-malamku
yang murung
Menemaniku di perapian
Dan menghapus tatapan itu


ASH
12/8/2011

Ada Saatnya

Ada saatnya ceria, begitu juga murung
Ada saatnya tawa, begitu juga tangis

Ada saatnya sukses, begitu juga gagal
Ada saatnya menang, begitu juga kalah

Ada saatnya muda, begitu juga tua
Ada saatnya hidup, begitu juga mati

Ada saatnya kau, begitu juga aku
Ada saatnya cinta, begitu juga benci


21/9/2011 22.08

Cekikikan dan Isakan













Hari ini ada cekikikan
Hari ini ada isakan
Hari ini ada cekikikan dan isakan

Rona kepuasan tersimpul indah
Rona kekecewaan mengalun pasti
Ya, mereka melihat jerih payahnya

Inilah yang kulihat
Inilah yang kudengar
Inilah yang kurasa

Ada masanya harapan hanya
ingatan
Sebab langit berkata lain
Titahnya tertakdir dan terencana
Langkah optimis pun pasti lelah
Juga untaian mimpi esok hari
yang pupus

Beginilah langit menulis kisah
terindah yang pernah ada
Yang terbaik adalah yang berpeluh
Yang bingung adalah yang terlelap

ASH
Saat natijah kawan-kawanku tertuai, 15/9/2011 

 

Overview Historis Kodifikasi Ilmu-Ilmu Al-Quran



I. Prolog

Lantunan senandung ketenangan yang indah. Menyertai detik-detik yang dilewati manusia. Ia terus dibaca dan dibaca. Tak pelak, ia menjadi kitab suci yang paling banyak dibaca dan dihafal sepanjang masa; sejak diturunkan kepada Muhammad saw, penghulu para Nabi, hingga akhirnya Allah mengambil kembali Al-Quran tersebut ke pangkuanNya, disertai usainya rajutan kehidupan.
Al-Quran diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi alam semesta. Ditahbiskan sebagai kalimat terakhir bagi umat manusia yang langsung dari Allah sendiri. Karena dengan Al-Quran, Allah menutup pintu kerasulan dengan mengutus Nabi Muhammad saw, yang menandai teputusnya wahyu dari langit dan menguatkan orisinalitas kesempurnaan Syariat yang dibawa Rasulullah saw, yang tak lekang oleh waktu dan tempat.
Lantas sebagai kitab suci terakhir  yang diturunkan kepada Nabi terakhir, mau tidak mau, substansi maupun esensi Al-Quran harus sesuai dengan perkembangan zaman. Tujuan diturunkannya sendiri, selain sebagai bukti dan penguat kerasulan Muhammad saw, juga sebagai “Petunjuk ke jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman yang berbuat baik,” kata Allah menjelaskan fungsi KitabNya di dalam surat al-Isra’ ayat 9. Dalam ayat lain, Allah semakin menguatkan tujuan diturunkannya Al-Quran, “Dan dengan kitab itulah, Allah memberikan petunjuk bagi yang mengikuti keridhaannya, jalan-jalan keselamatan. Dan mengeluarkan  mereka dari kegelapan menuju cahaya seizinNya, sekaligus menunjukkan mereka jalan yang lurus.”(Al-Maidah:16) .
Secara global, Al-Quran yang mulia sebagai pedoman multidimensi, mengandung tiga hal; hukum, hikmah, dan pengetahuan . Ketiga hal tersebut bisa dilihat secara gamblang jika kita mendalami dan mempelajari Al-Quran secara intensif dari pakar-pakar yang mumpuni di bidang tersebut. Di dalam Al-Quran, kita akan menemukan berbagai macam disiplin ilmu, sebut saja Tauhid, Akidah, Fikih, kaedah-kaedah bahasa dan retorika (Balagah), cerita-cerita, arahan-arahan, dan mukjizat yang mengesankan pikiran, menenangkan jiwa, juga mengobati luka hati.
Perhatian terhadap Al-Quran bisa ditinjau dari berbagai acuan. Tinjauan tersebut terkadang mengacu pada pengucapan dan cara membacanya, atau dari gaya bahasa dan kemukjizatannya, begitu juga merujuk pada tulisan dan pengaturannya, atau menengok metode interpretasi dan elaborasi Al-Quran itu sendiri, begitu seterusnya. Inilah yang dinamakan Ilmu-Ilmu Al-Quran.
Karena cangkupannya sangat luas, melihat semua aspek yang berkaitan dengan Al-Quran itu sendiri, maka tidak bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu yang berdiri sendiri dengan tema-tema terbatas. Tapi berupa kumpulan spesimen yang  berasal dari berbagai cabang disiplin ilmu, yang pada akhirnya dikaitkan dengan agama dan bahasa. Sehingga penguasaan terhadap ilmu-ilmu Al-Quran ini menjadi sebuah keharusan. Sebab, ia menjadi preamble sekaligus hal yang fundamental dalam ilmu interpretasi dan elaborasi Al-Quran.

II. Masa Prakodifikasi

Selain sebagai konstitusi Ilahi, Al-Quran juga sebagai bukti eternal kerasulan Nabi Muhammad saw yang bisa kita lihat hingga saat ini, bahkan hingga tiba masa kehancuran alam semesta yang fana ini. Hal inilah yang membedakan Al-Quran dengan kitab-kitab suci sebelumnya, dengan cangkupannya meliputi pedoman sekaligus mukjizat, sementara kitab-kitab sebelum Al-Quran hanya terbatas elaborasi pedoman saja. 
Taurat misalnya, ia adalah pedoman Nabi Musa, sedangkan mukjizatnya terdapat pada tangan dan tongkatnya. Atau Injil berikutnya, ia adalah pedoman Nabi Isa, sedangkan mukjizatnya adalah menyembuhkan orang buta sejak lahir dan penyakit sopak, serta menghidupkan orang mati seizin Allah. Jadi,,,,,,,

Bersambung,,,

Jika Saja

Jika saja kamu diam

Jika saja kamu mengerti

Jika saja kamu berpikir

Jika saja kamu merasa

Jika saja kamu melakukan

Jika saja kamu mati

Jika saja,,,,,!


ASH
On the way to H-10, 12/9/11

Saat Ini

Saat ini asa hanya cerita,
di mana aku bersamanya dalam tawa lepas
 
Saat ini harapan tinggal ingatan,
di mana semua relung adalah nama dan jiwanya

Saat ini langkah-langkah kepastian goyah,
di mana kau dan aku tersekat tak bersua
 
Saat ini semangat seperti tersengat,
di mana melankolik menjadi selimut malam-malamku

Saat ini nafas kehidupan seakan lepas,
di mana kau tak kembali setelah lenyap
  

ASH
Pagi yang sunyi di Alexandria 7/9/11

Salah dan Kepentingan

Di sana, kamu akan
melihatnya pongah
sembari berteriak lantang
Lidahnya menari-nari
menginjak kepala penguasa

Saat itu pun kebenaran
tinggal nama lama
Aku hanya mendengar
deru langkah kedengkian
dalam tiap kerlipan mata


Goresan pena di muka harian
Juga Catatan pingir di kolom khusus
Menyiratkan, penguasa selalu salah
Mereka menjilat hati rakyat
dengan tulisan-tulisan usang

"Menyuarakan keluhan rakyat," katanya.

Benarkah?
Atau sekedar
kepentingan pribadi belaka?


Hembus nafas adalah keliru
Tatap prihatin adalah aib
Sikap dan langkah adalah silap
Salahku benarmu
Benarku salahmu
Salah, salah, dan salah

Kesalahan penguasa
Kebenaran kepentingan

Cukup!




(ASH)
01/9/11






 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India