Sebab Masa















Tetapkan masa, kemegahan dinanti
Masa berlalu, sunyi menjelang
Masih sunyi, satu pualam tiba
Berikut dua dan tiga mengiring
Tampilan bermekar, megah pun layu

Begitu kemarin, begitu besok
Adat mengakar, mulut mengatup
Datang baru, langkahi jejak lama
Karakter tersayat, perspektif terbalik

Oh malu,,,
Oh tidak tahan,,,
Oh masisir,,,

Wejangan guru kau tanam di Sahara
Bacaan lama tetap mengusang di lidah
Hati kelu, semangat membeku
Beda tersisih, sama terkumpul
Hidup sama dan persepsi paradoks
Tampilan merangkak, munafik menegak

Sebab masa, jalan Tuhan mengambang
Sebab masa, reputasi berguguran
Sebab masa, mati sebelum masa
Sebab masa, sesal tak berujung

19/11/2011
Malam puncak pelaksanaan acara peringatan ulang tahun ke-34 Kekeluargaan Mahasiswa asal Jawa Barat (KPMJB) yang molor dua jam dari waktu yang telah ditetapkan; berikut keperihatinan terhadap jam karet mahasiswa Indonesia di Mesir yang sudah sangat mengakar.

Intermezo Kerinduan

Kalau pun kau lelah membuaiku,
namun terjagamu tetap tegar
menantang letih mata
yang sebentar lagi mengatup mati.

Demi aku,
Sebelumnya yang kau jaga dan pelihara
selama sembilan purnama lamanya;
sementara alam kita berlainan.

Kau rajut asa demi asa dalam penantian,
begitu juga kerja banting tulang.
Kemudian kau selimuti aku
dengan mimpi-mimpi yang indah.

Hingga saatya alam kita sama,
namun aku sendiri ketakutan.
Aku menagisi malam-malam yang asing
tapi belaianmu begitu hangat
sekaligus penyeka butiran air mataku.

Dan dua dekade pun berlalu.
Aku kembali menangisi malam-malam yang asing
tapi tanpa belaian hangatmu
dan tempat berpijak yang berbeda.
Aku mencintaimu sedalamnya.
Aku merindukanmu seutuhnya.


Intermezo kerinduanku pada "Mamak"
Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt.
08/11/2011

Renungan 1 November 2011


















Ternyata hidup tidak sesederhana yang kita bayangkan

Jauh di sana, ada berbagai tanggung jawab yang kita emban, bahkan lebih banyak dari yang kita bayangkan

Kita dituntut menjaga dan menunaikan semuanya sebaik mungkin

Agar penyesalan tidak menghantui kita di kemudian hari

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan

Tapi setidaknya kita bisa merabanya dengan usaha dan jerih payah kita hari ini

Apa yang kita lihat, sering kali membuat kita terobsesi untuk menguasainya, memilikinya, atau meraihnya

Namun itu tidak cukup dengan apa yang kita lihat di depan mata

Setidaknya kita harus melihat dua kali lebih jauh, bahkan lebih dari itu

Hingga akhirnya kita akan sadar, bahwa kita tidak boleh diam atau berhenti bergerak

Sebab esok belum tentu seperti yang kita harapkan

Orang-orang di sekeliling kita belum tentu bersama kita, mungkin saja mereka lebih dulu meninggalkan kita

Begitu juga orang-orang yang mencintai kita; esok, lusa, atau minggu depan mungkin sudah tiada lagi

Hidup kita adalah yang kita jalani saat ini, detik ini, menit ini, jam ini, dan hari ini

Berikanlah perlakuan yang terbaik kepada diri kita sendiri maupun orang lain, agar hidup kita berguna dan ada nilainya,  sebelum hari ini usai

Kebahagiaan Mereka dan Obsesiku


















Indah kulihat penuh harap.
Menggebu-gebu hati ingin
mengijak langkahnya.
Kelu lidah menafsirkan
harapan yang menggunung.
Kesana kemari pikiran bertanya,
"Kapan mimpi malam ini tertuai?"

Aku masih saja heran dengan realita. 
Ternyata benar, ia mendekap
gadis jelita itu dalam langkahnya.
Menyaksikannya terharu tersenyum 
membuat obsesiku terbakar 
oleh luapan minyak Libya.

Kalau ia berhasil memetik 
gadis matahari, maka aku akan 
bersua dengan gadis salju.
Namun maya tetap saja maya, 
bukan nyata.
Gadis mataharinya nyata 
sedangkan gadis saljuku maya.

Tak peduli, obsesi telah kutancapkan 
di Rinjani agar mereka melihatnya.
Hanya saja hasrat 
belum terlintas di pikiran.
Terlampau jauh jarak untuk cinta
Tatapan dua jengkalku adalah diktat 
yang selalu kucium mesra 
dan dosen-dosen yang kusayangi.

Gadis saljuku, tunggulah aku 
membawakan selimut tebal 
musim dingin kita, mengisi malam 
dengan tawa lepas. 
Namun entah kapan? 
Aku tidak tahu!

01/11/2011
Hari pernikahan Yusuf Nugroho dengan Jurishiwa Katsuki (Khadijah)
Mahasiswa al-Azhar yang menikah dengan Muslimah Jepang (Muallaf) yang juga belajar di al-Azhar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India