Cerita Kebersamaan

Cerita itu bermula dari halte tua
di alun-alun yang kini ringkih tak terurus
Ingatkah kamu perahu lusuh
yang kemudian kita naiki bersama?
Menyisir gemercik ketenangan sungai Nil saat senjakala
Mengisi untaian detik dengan kelakar-kelakar ringan
hingga akhirnya kita menyadari
bahwa yang berinteraksi bukan hanya tatapan kita,
bukan hanya napas kita,
bukan hanya raga kita.

Lihatlah!
Lihatlah jiwa kita yang kini mulai saling memahami!
Lihatlah makna-makna yang dipancarkan aura kita ini
mulai berbicara dalam diam,
mulai berbisik dalam harap,
mulai bersimpuh dalam doa!

Lihatlah ruh kita mulai berlepas
dari jasad kita yang kaku,
lalu berterbangan di langit ketulusan
lalu ikut berlarian bersama awan pengorbanan!

Lihatlah bagaimana kata-kata begitu iri dengan kita berdua
karena tak kuasa
melukiskan suasana langit yang menyelimuti kita ini!

Biarlah jiwa kita yang berbicara,
memahamkan kita bahwa kebersamaan dan keakraban ini
sama sekali tak membutuhkan kata-kata
untuk menjelaskan siapa keduanya,
sama sekali tak membutuhkan istilah
untuk membuat ia tak lekang oleh waktu.

Biarlah diam ini sebagai bukti,
bahwa ruh kita ingin terus bersama
dan selalu akrab hingga akhirnya.

Biarlah ketidakpastian ini sebagai tanda,
bahwa kita tak mau tertipu oleh kata-kata
yang seringkali membuat dua menusia berjauhan,
lalu tersekat dalam ambigunya sebuah jalinan.


Senin, 6 Oktober 2014, pukul 01.54 dini hari
Ahmad Satriawan Hariadi

2 komentar:

Miftah Wibowo said...

Wuannncuuur.. kata-katanya menyentuh sekali Bang :D

Ahmad Satriawan Hariadi said...

Lebih menyentuh masakan antum lah Ust. Miftah..

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India