Sedikit menyeka kepedihan
dini hari. Tangisan berantai
memekik mengejutkan kucing
yang terlelap. Rintikan air itu
masih setia menyatakan cintanya.
Kidung isakan bertasbih
di hamparan. Mengutuk delik
kemarin sore yang durjana.
Mengisap ibu jari di kawah
Mengisap ibu jari di kawah
penyesalan.
Adakah kau tampakkan
ulasan cengir ketika ibu menitipkan
harapannya di pundakmu walau sesaat?
Atau setidaknya melihat dua jengkal
di depan mata. Atau mungkin kau hanya
menatap bumi yang kau injak
setiap saat dengan gagahnya.
Kemudian menangis?
Bisakah kali ini kau
menciumnya mesra?
Membiarkan harapanmu terbang
ke pangkuan langit?
Membiarkan harapanmu terbang
ke pangkuan langit?
Kemudian mengejar matahari
yang sebentar lagi akan tenggelam?
Percayalah! kau belum habis
Masih ada dua tapak yang tertulis rapi
Kali ini larutlah bersama obsesi lama
Masih ada dua tapak yang tertulis rapi
Kali ini larutlah bersama obsesi lama
yang kau sembunyikan.
Tancapkan ujungnya dan merangkaklah
di bawah kolong yang sempit.
Pagi ditemani matahari
yang baru sepenggalah.
Sinar hangatnya menghangatkan kulitmu
Sinar hangatnya menghangatkan kulitmu
yang menggigil semenjak kelam.
Tidak ada isakan malam setelah hari ini.
Jika tempat berpijak tetap kau cium mesra
sementara harapan tetap setia
mengetuk pintu langit.
Hari ini langkah kepastian
dan tatapan dua jengkal bersua
Adakah kau ragu setelahnya?
Adakah kau ragu setelahnya?
Lalu apa yang kau tunggu?
0 komentar:
Post a Comment