Kalau pun kau lelah membuaiku,
namun terjagamu tetap tegar
menantang letih mata
yang sebentar lagi mengatup mati.
Demi aku,
Sebelumnya yang kau jaga dan pelihara
selama sembilan purnama lamanya;
sementara alam kita berlainan.
Kau rajut asa demi asa dalam penantian,
begitu juga kerja banting tulang.
Kemudian kau selimuti aku
dengan mimpi-mimpi yang indah.
Hingga saatya alam kita sama,
namun aku sendiri ketakutan.
Aku menagisi malam-malam yang asing
tapi belaianmu begitu hangat
sekaligus penyeka butiran air mataku.
Dan dua dekade pun berlalu.
Aku kembali menangisi malam-malam yang asing
tapi tanpa belaian hangatmu
dan tempat berpijak yang berbeda.
Aku mencintaimu sedalamnya.
Aku merindukanmu seutuhnya.
Intermezo kerinduanku pada "Mamak"
Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt.
08/11/2011
namun terjagamu tetap tegar
menantang letih mata
yang sebentar lagi mengatup mati.
Demi aku,
Sebelumnya yang kau jaga dan pelihara
selama sembilan purnama lamanya;
sementara alam kita berlainan.
Kau rajut asa demi asa dalam penantian,
begitu juga kerja banting tulang.
Kemudian kau selimuti aku
dengan mimpi-mimpi yang indah.
Hingga saatya alam kita sama,
namun aku sendiri ketakutan.
Aku menagisi malam-malam yang asing
tapi belaianmu begitu hangat
sekaligus penyeka butiran air mataku.
Dan dua dekade pun berlalu.
Aku kembali menangisi malam-malam yang asing
tapi tanpa belaian hangatmu
dan tempat berpijak yang berbeda.
Aku mencintaimu sedalamnya.
Aku merindukanmu seutuhnya.
Intermezo kerinduanku pada "Mamak"
Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt.
08/11/2011
0 komentar:
Post a Comment