Air Kita

lihatlah air kita ini!
kau dan aku bermula dari sini
dalam dekapnya kita terlelap tenang
lalu saat pagi kita berenang ria
menyuarakan cekikikan harapan
semoga tawa ini tiada akhir

kini matahari sudah tergelincir
kita tak lagi seperti dulu
aku menemukan diriku
kamu menemukan dirimu
langkah kita kini berkepentingan
tak ada lagi budaya cuma-cuma

tapi tahukah kamu?
air kita tetap saja seperti sediakala
memberi kita napas kehidupan
menawarkan untaian mimpi
menghilangkan sekat kegelisahan

kini kita terkuasai hasrat kekuasaan
aku ingin terdepan di hati manusia
begitu juga kamu
air kita pun terkena imbas
kita ingin menguasainya sendiri-sendiri
air kita pun berkeruh darah kita
demi air, kita saling makan
aku bersimbah darah
kamu terkulai lemas
aku menangis
kamu tersedu
air kita tertelap
sesal selamanya


Ahmad Satriawan Hariadi
Bawwabah, 14 Agustus 2013
Saat pembantaian manusia menjadi-jadi di Nahdhah dan Rab’ah

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India