Aku dan Keadaan

 











Akulah jasad yang tak bosan bergerak
Melawan kerapuhan karena tuntutan nafsu yang bising
Menjadikan setiap hasrat menikmati hidangan yang menggoda

Akulah mata yang terus terpejam
Khawatir bila terus terobsesi pada pesona dara
Membuyarkan fokus karena resonansi jiwa yang terus memikirkannya

Akulah kaki yang ragu-ragu melangkah
Sebab tujuan selalu penuh terisi oleh tawa semu
Akhirnya mengebiri semangat dan mewajarkan disorientasi

Akulah tangan yang selalu mengepal
Mengantisipasi intimidasi dan serangan seketika
Sebab keamanan telah terkubur mati di rumah-rumah maupun di jalanan

Akulah jiwa yang terus memberontak
Tidak menerima keadaan yang semakin amburadul
Lenyapnya moral dan tersayatnya karakter, merupakan secuil dari bobroknya keadaan ini

Akulah pribadi yang terus diuji
Berbagai  tawaran kotor dan ajakan nista
Bersusah payah membuatku manut di bawah temaram

Akulah sisa-sisa harapan yang masih tegar
Melawan badai musibah yang datang silih berganti
Sementara pemangku kebijakan sedang sibuk menghitung untung-rugi

Akulah rakyat yang ada di pelosok sana
Menyaksikan modernisasi mengintervensi nilai adat dan agama
Hingga lambat laun menggerus nilai gotong royong dengan pragmatisme yang oportunistis

Akulah yang muak dengan keadaan ini
Ditambah lagi stagnasi kawula di bawah bayang-bayang
Akhirnya arah dan tujuan menghilang, begitu juga dilema yang terus menerjang   

Islamic Mission City, 25 Januari 2012 13.40

2 komentar:

➽ Arif Harmi Hidayatullah™ said...

Resonansi takan pernah berhenti dan tak berbatas
Hingga akar nafsu benar tenggelam di dalam cadas
Buyar pusat pusara mengudara bau bangkai sinis
Seolah gegap gempita rasa mengaum keras

Ahmad Satriawan Hariadi said...

subhanallah kata-katanya,,,, ckckckc

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India