aku berdiri di depan pembaringan tua
menyekar tempat terakhirmu melihat dunia
menengadah ke langit untuk kasih dan ketenangan
meski telah lama sebelumku untaian itu mengalir
melihat tempat tidurmu yang harum
hingga pikir menyadarkanku hakikat hidup
bahwa yang abadi hanyalah ilmu yang kau goreskan saat senjakala
sementara jasadmu telah menyatu dengan pijakan
jerih payah dan ketulusan telah mengukir namamu di langit
meski kau tenggelam, generasi esok hari tetap melihat cahayamu
mengagumi lalu berdoa untukmu sepanjang jalan
jika bukan karena ilmu dan goresan itu
kamu seperti ciptaan yang lain
ada, hidup, lalu hilang tak berjejak
tak ada mata yang tertuju padamu
begitulah! keabadian hanya bersama karyamu
bukan kekuasaan yang disalahgunakan
biarkan langit menjadi saksi
aku yang berjalan di atas titianmu
walau bukan seperti wujudmu
20 Desember 2012
(Saat ziarah ke makam para ulama. Mulai kutulis di makam Imam Syafi'i, dan selesai di makam Ibnu Atha'illah)