Adakah Kebahagiaan di Dunia Ini? (Untuk Sahabat Saya, Abdul Aziz)

Ada hal yang sungguh mengherankan dari dunia ini, yang dampaknya hanya ingin membuat kita mencela dan mencela. Iya, hanya ingin membuat kita mengutuknya dengan seburuk-buruk kutukan. Hal tersebut adalah kedengkian.
Mengapa harus ada kedengkian di dunia ini?! Mengapa harus ada darah yang bersimbah karena kedengkian ini?! Mengapa yang harus menjadi korban dari kedengkian ini adalah mereka yang berhati mulia dan berjasa besar?! Mengapa hanya mereka yang berhati busuk saja yang selalu memenuhi rongga kehidupan ini?!
Aku terus saja mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Meraba-raba kemungkinan-kemungkinan yang ada, sementara lidah menjadi kelu. Menerawang cakrawala pikirku dalam senyap. Hingga akhirnya aku terhenti pada kesimpulan yang membuatku menghembuskan napas panjang.
Iya, orang-orang yang berhati mulia tidak akan pernah mengecap indahnya kehidupan. Karena kebahagiaan di atas muka bumi ini yang dilihat oleh manusia; hanyalah fatamorgana, yang hanya terlihat, namun tidak ada wujudnya.
Iya, dunia ini bukan tempat orang berhati mulia untuk mencari kebahagiaannya. Dunia ini hanyalah tempat orang berhati busuk untuk merealisasikan kebusukannya. Orang berhati busuk hanya bisa kebakaran jenggot tiap kali mendengar kebaikan orang berhati mulia. Kebahagiaan orang berhati busuk hanya terwujud, jika orang berhati mulia menderita dengan sesadis-sadisnya penderitaan.
Bahkan jika orang berhati mulia masih bersikukuh menyebarkan aroma ketenangan jiwa, maka solusi terbaik bagi orang berhati busuk adalah menyingkirkan orang berhati mulia dari pentas kehidupan. Iya, bagi orang berhati busuk, orang berhati mulia harus dimusnahkan hingga tak meninggalkan jejak.
Iya, hanya orang berhati busuk-lah yang merasakan bahwa dunia ini adalah kebahagiaan. Hanya orang berhati busuk-lah yang mengira bahwa akhir dari segalanya adalah dunia dan dunia. Hanya orang berhati busuk-lah yang menganggap bahwa kebanggaan adalah ketika manusia mencium-cium kakinya.
Sedangkan orang berhati mulia hanya tahu bahwa ia hanyalah seorang pengembara. Pengembara yang tidak tahu makna keluangan. Pengembara yang tidak tahu makna kenyamanan. Pengembara yang tidak tahu makna keamanan. Pengembara yang tidak tahu makna ketenangan. Jika adanya demikian, bagaimana ia bisa memahami makna kebahagiaan?!  
Jika anda merasakan bahwa di dunia ada kebahagian, maka merenunglah lebih dalam lagi. Jika belum merasakannya juga, maka waspadalah, karena kedengkian sudah menggerogoti langkah-langkah anda. Dunia sudah menjelma gadis jelita yang jenjang dan bermata lentik. Gadis cantik yang menyihir hari-hari anda dengan harapan kosong hingga menutup mata. 

Islamic Missions City, 21 April 2014
Ahmad Satriawan Hariadi

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India