Padahal Memang Begitu Adanya

Orang yang tak terdidik, bagaimanapun eloknya ia berpenampilan, tetap saja omongan dan tingkahnya tak akan bisa menyerupai orang terdidik. Begitu juga dengan orang bodoh, bagaimanapun gaya berjalannya dibuat-buat, tetap saja tidak akan bisa membuatnya pintar.
Karena itu, sungguh tepat seorang penyair Arab ketika menegaskan bahwa jika seekor keledai mengenakan pakaian sutra, maka orang-orang yang melihatnya akan sepontan berseru, "Wah, itu keledai..!"
Artinya, sebuah hakikat, bagaimanapun seseorang berusaha menutupinya, tetap saja hakikat tersebut seperti itu adanya. Kecuali jika hakikat tersebut direduksi oleh sesuatu yang membuatnya lenyap secara perlahan. Orang yang tak terdidik harus dididik agar ia menjadi terdidik. Orang bodoh harus diajari agar ia menjadi pintar. Begitu seterusnya.
Namun tidak semua orang melakukan hal demikian. Kebanyakan kita lebih memilih jalan pintas ketimbang harus berlama-lama di bawah asuhan sang pendidik dan pengajar.
Akibatnya kita pun berusaha menutupi kebobrokan kita dengan bermegah-megahan dalam penampilan kita. Cara jalan pun kita buat-buat sedemikian rupa, agar manusia yang memandang terkesima, lalu menaruh respek pada kita. Kita tak sungkan-sungkan lagi untuk mengenakan pakaian orang terdidik agar manusia memperlakukan kita layaknya orang terdidik.
Iya, sikap kita yang mengambil jalan pintas ini membuat kita lebih fokus dengan tampilan, ketimbang memperbaiki kualitas pengetahuan dan perangai kita. Sehingga kita jangan sekali-kali heran dengan kehidupan kita yang dipenuhi dengan rekayasa dan kemunafikan. Tapi anehnya, kita begitu kesal saat orang lain mengatai kita sebagai orang bodoh dan tak terdidik, padahal kita memang begitu adanya.

Islamic Missions City, 29 Maret 2014
Ahmad Satriawan Hariadi

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India