Semestinya setiap pijakan kaki kita di bumi Allah
hendaknya menjadi bahan renungan yang dalam.
Mata kita dengan jelinya melihat karya-karya surga yang
begitu anggun dan mempesona.
Obsesi setelahnya
adalah kalimat-kalimat di ujung tanduk.
Hasrat kita hanyalah pedang-pedang usang yang sebentar lagi
dimakan zaman.
Tingkah sendu di tengah gelap seakan meriakkan
bisikan-bisikan halus.
Sejatinya ulah-ulah mereka adalah penghancur
tumpuan-tumpuan harapan.
Berikut jejak di bawah temaram menyisakan tanda tanya
besar.
Atau setiap pegangan adalah jembatan kematian.
Bisakah kali ini kau berdiri lalu menatap lurus sambil
merumuskan dua kata cinta?.
Tahta yang mengapung
di tengah lautan mengangguk tunduk dibawah kebesaran.
Hilanglah saripati kehidupan yang sebentar lagi terpisah
oleh dua senyuman.
Kalau begitu biarkan tatapan tertunduk lesu di bawah bayang-bayang.
Wisma Nusantara, 1 Desember 2011
Saat mata tak bisa terpejam karena berkutat mengedit tulisan Jurnal Himmah.
Saat mata tak bisa terpejam karena berkutat mengedit tulisan Jurnal Himmah.
0 komentar:
Post a Comment