Menjelang akhir hayatnya, al-Ma’arry, salah satu
penyair terbesar yang pernah di kenal dunia Arab mengatakan, “Siapa yang masih
mengira akan menemukan keajaiban di dalam hidupnya, maka ini saya sudah
mencapai kepala delapan, tapi tak menemukan apapun selama hidupku. Manusia akan
selalu seperti itu, zaman akan selalu seperti itu, dan pada ujungnya, yang kuat
akan selalu menguasai dunia.”
Perkataan al-Ma’arry di atas tidak lain merupakan
hasil kontemplasi panjang tentang hakikat manusia dan eksistensi. Karena itu,
kita tidak perlu heran ketika kelemahan fisik, mental, spiritual, ilmu, dan
keahlian; menjadi sumber penderitaan umat manusia akibat invasi mereka yang
kuat; di manapun mereka berada, dan di zaman apapun mereka hidup.
Menyadari hakikat ini seharusnya membuat kita
berpikir, bahwa kita tidak hidup untuk diri kita sendiri. Karena sejarah selalu
memperlihatkan, bahwa hampir tidak ada orang yang bisa menggabungkan semua hal
tadi dalam dirinya. Artinya, manusia harus bisa mengikis sedikit demi sedikit
tabiat individualisnya;
agar ia bisa menerima sesama anak bangsa, untuk saling melengkapi, dalam
mewujudkan cita-cita bersama. Yaitu menjadi bangsa yang kuat, mandiri, dan
terbebas dari intervensi dan intimidasi bangsa lain.
Apa yang mendera bangsa Indonesia saat ini, mulai dari
mewabahnya kemiskinan, sulitnya lapangan pekerjaan, kualitas pendidikan yang
memprihatinkan, merebaknya produk-produk impor hingga mematikan aktivitas
ekonomi dalam negeri, dan lain-lain; adalah alasan yang kuat, mengapa kita
harus membuka mata kita lebih lebar. Kita harus tahu, bahwa jika keadaan
memilukan ini terus kita biarkan; maka kita nanti tidak perlu heran, ketika melihat
bencana yang lebih dahsyat menghampiri negeri kita.
Ya. Apa yang pernah melanda kita selama 350 tahun akan
terulang kembali. Usaha keras para pendiri bangsa dan para pahlawan di seluruh
penjuru tanah air akan berakhir sia-sia. Jangan sampai kita menjadi pewaris
bangsa yang tidak tahu malu, karena mengkhianati amanat para pendiri dan
pendiri republik ini, untuk menjaga dan memajukan kehidupan bangsa di segala
sektor kehidupan.
Saya melihat bahwa landasan pokok dari kemajuan sebuah
bangsa adalah persatuan. Seluruh rakyat boleh saja berbeda dalam segala hal,
tapi tidak dalam hal persatuannya. Mereka harus bahu membahu melepaskan segala
bentuk ego dan kepentingan personal demi terciptanya persatuan nasional.
Persatuan yang akan membuat sebuah bangsa bersepakat untuk menjadi bangsa yang
maju dan beradab. Persatuan yang akan membuat bangsa lain berpikir seribu kali
untuk macam-macam dengan kedaulatan kita.
Kairo, 29 Mei 2019
Ahmad Satriawan Hariadi
0 komentar:
Post a Comment