Akal dan Kesalahan yang Sama



Apa yang ada dalam genggaman kita saat ini, begitu halnya dengan kejadian-kejadian yang menimpa dan kita saksikan, semestinya harus kita pikirkan seraya memetik pelajaran. Tapi kita dalam hal ini seringkali terlena lalu lupa, sehingga kita selalu terperosok pada lubang kesalahan yang sama.

Contoh yang paling konkret dari kesalahan yang biasa kita lakukan adalah kebiasaan menunda. Kesempatan-kesempatan berharga dalam kehidupan—semacam kesempatan untuk menuntut ilmu dan mendulang harta sebanyak-banyaknya—seringkali berlalu sia-sia kerena kebiasan tersebut.

Namun kita seakan rela dengan dengan kekalahan dan kerugian kita dalam kompetisi kehidupan ini. Apalagi jika keadaan ini diperburuk dengan sikap stagnan dan murung yang berkepanjangan. Hal ini membuktikan bahwa kita telah menggadaikan akal kita. Pesan Allah yang menggugah dalam Alquran semacam "Tidakkah kalian berpikir?!" dan "Tidakkah kalian mengambil ibrah wahai orang-orang yang berakal?!", seakan berlalu begitu saja bersama tiupan halus angin musim gugur.

Akal yang dikaruniakan Allah kepada kita selaku manusia bukan semata-mata sebagai "Manath al-Taklif" atau pusat pembebanan syariat, tapi akal harus kita fungsikan menurut fitrah asalnya, yaitu menjadikan hidup kita lebih baik dan lebih terarah dari hari ke hari, dan tidak terjebak pada kesalahan serupa.

Dengan memfungsikan akal menurut fitrahnya, kita tidak akan berleha-leha lagi dalam perantauan kita menuntut ilmu. Kita akan menyadari bahwa kewajiaban kita akan selalu bertambah setiap hari, sementara persediaan waktu yang kita miliki tentu saja semakin menipis.

Artinya, kewajiban kita berbanding terbalik dengan waktu yang disediakan. Karena itu, dengan kesadaran diri ini, terbuktilah perkataan bijak bestari bahwa penuntut ilmu adalah makhluk Allah yang paling menjaga waktunya.

Dengan demikian, ketika kita mau berpikir dan berakal, ketika itu pula, setiap detik dalam hidup kita selalu berujung pada dua titik kulminasi kehidupan, yaitu kita semakin dekat dengan Allah dan semakin bermanfaat bagi sesama. Bukan terjatuh pada kesalahan yang sama dan terjebak pada penyesalan yang sama pula.

Kampung Sepuluh, 8/10/2012

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India