Lenyapnya Kemanusiaan (Untuk Mesirku Tercinta)

Hari ini kemanusiaan berteriak sekeras-kerasnya
Berarakan di jalanan agar semesta membuka mata
Ditemani panasnya desau angin dan terik yang membara
Mereka berjalan demi seonggok harapan nyata

Iya, mereka ingin dimanusiakan layaknya manusia
Menghirup napas kehidupan tanpa penindasan
Membahasakan yang terpendam tanpa keterpasungan
Menentukan pilihan tanpa ancaman diam-diam penguasa

Hari ini kemanusiaan memanggil jiwa yang memanusia
Bahasan bukan lagi kisruh kekuasaan yang dilaknati
Tapi darah anak kecil dan gadis jelita yang berserakan
Juga raga pujangga yang digasak timah panas saat keheningan

Hari ini bapak tua tak ada lagi yang mendengar kalimatnya
Mengacak-acak wahyu demi keharaman perlawanan
Berkoar agar kawula menumpahkan diri di jalanan
Agar pembantaian jiwa yang tak berdosa dapat terwakilkan

Hari ini nurani kemanusiaan mengetuk pintu hati manusia
Iring-iringan dari segala penjuru memuarakan keprihatinan
“Kami hanya membenci kezaliman,” teriaknya
“Kami hanya membenci pengkhianatan,” imbuhnya

Hari ini kemanusian mencoba membangunkan dunia
Yang terus menerus terlelap dalam keapatisannya
Agar ia menyaksikan jasad-jasad yang berserakan
Sementara ruh telah beranjak saat tembakan fajar

Hari ini nurani pemangku kuasa sudah tertelap selamanya
Hari ini pendengaran mereka tak ada gunanya
Hari ini pengelihatan mereka tak ada artinya
Hari ini kemanusiaan menemui ajalnya


Islamic Missions City, 26 Juli 2013

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India